Arsip Kategori: Kabar Budaya

Festival Blog Sastra Indonesia (FBSI)

Kabar Budaya – RetakanKata

festival blog sastra indonesiaMendasarkan pemikiran yang ada di sini dan menyadari bahwa setiap pemikiran dalam upaya menumbuhkembangkan seni dan sastra Indonesia adalah berharga maka RetakanKata menyelenggarakan Festival Blog Sastra Indonesia.  Untuk FBSI kali ini khusus diselenggarakan sebagai bentuk penghargaan terhadap pelajar dan mahasiswa yang secara mandiri menuliskan karya-karyanya di blog. Untuk FBSI yang bersifat umum, kami menunggu kalau sudah ada sponsornya. Yang berminat menjadi sponsor FBSI untuk umum, silakan menghubungi Redaksi RetakanKata.

Untuk mengikuti festival ini, simak ketentuan-ketentuan berikut:

Kriteria Peserta

  • Pelajar dan atau Mahasiswa warga negara Indonesia yang berdomisili di Indonesia.
  • Usia peserta antara 17 – 30 tahun.
  • Memiliki blog pribadi yang berusia minimal 3 bulan.
  • Sudah menjadi follower RetakanKata. Jika belum, sila daftarkan dulu blog atau user email pemilik blog sebagai follower blog yang ada di sidebar blog RetakanKata. (Perhatikan: follower blog bukan follower di facebook atau twitter)

Kriteria Blog

  • Blog mengandung unsur tema seni dan budaya Indonesia (tidak terbatas pada seni tulis saja). Blog yang –minimal-, memuat puisi, cerpen atau otobiografi, diperbolehkan ikut serta.
  • Blog bersifat pribadi dan mandiri. Artinya blog bukan merupakan bagian dari blog keroyokan atau blog yang diisi oleh banyak orang.
  • Tidak ada batasan dalam penggunaan platform blog (wordpress, blogspot, blogger, multiply.)
  • Setiap peserta hanya diperbolehkan mendaftarkan satu blog.

Ketentuan Umum dan Tata Cara

Peserta mendaftarkan blog yang diikutsertakan festival blog sastra Indonesia dengan tata cara sebagai berikut:

1)      Kirim surel (email) dengan subyek “DAFTAR FBSI_NAMA” ke retakankata@gmail.com dengan dilampiri:

a)      identitas diri (copy/scan) kartu identitas pelajar/mahasiswa

b)     nama dan alamat blogmu, logo atau image Blog (ukuran maks 400×400) dan slogan (tagline) atau deskripsi blogmu (maksimal 120 kata). Buatlah sebagus-bagusnya sebab deskripsi blogmu akan ditampilkan di laman FBSI.

2)      Lakukan reblog atas artikel festival ini dan pasang banner FBSI di laman depan (frontpage) blogmu.  Jangan lupa mentautkan banner dengan alamat link yang mengarah ke laman (page) FBSI.

banner festival blog indonesia
alamat yang ditautkan pada banner ini adalah:
https://retakankata.com/fbsi/

3)      Jika proses pendaftaran di atas sudah purna, maka logo dan deskripsi blogmu akan ikut tampil di laman FBSI.

Keuntungan yang Didapat

  • Memperkenalkan blogmu pada pembaca yang lebih luas
  • Kamu bisa saling tukar menukar link dengan sesama pecinta sastra
  • Menambah kenalan para pecinta seni dan budaya dari seluruh Indonesia
  • Dan tentu saja, yang beruntung akan mendapat hadiah atau uang pengembangan blog sebagai berikut:
  1. Juara pertama mendapat Smartfren Andromax atau jika memilih uang tunai akan diganti dengan uang sejumlah Rp 750.000,-
  2. Juara kedua mendapat uang tunai sebesar Rp 500.000,-
  3. Juara ketiga mendapat uang tunai sebesar Rp 250.000,-
Kriteria Penilaian

Penilaian blog akan ditentukan dengan menggunakan gabungan cara-cara berikut:

  1. Penilaian juri independen
  2. Popularitas (rating) dan pendapat atas blogmu di laman FBSI. Gunakan hashtag #festivalblog untuk mengundang kawanmu di twitter dan google plus untuk memberi komen dan memberi rating logo blogmu di laman FBSI.

Untuk mengetahui rating dan pendapat, kamu dapat klik logo blogmu di laman FBSI.

  • FBSI akan dimulai sejak 16 Desember 2012 dan ditutup pada 10 Januari 2013.
  • Periode penilaian dimulai sejak 10 Januari 2013 sampai 10 Februari 2013.
  • Target pengumuman lomba tanggal 14 Februari 2013.

Contoh tampilan festival blog akan seperti Galeri Foto. Jika logo atau foto yang ditampilkan di-klik, maka akan tampak gambar diperbesar.

Di gambar tersebut terdapat tombol komentar, reblog dan suka. Kawanmu bisa memberi rating suka dan meninggalkan balasan di ruang komentar -di bawah nama gambar-. Jadi, tunggu apa lagi, ajak kawan-kawan bloger memperkenalkan blog-blog sastra di seluruh Indonesia melalui Festival Blog Sastra Indonesia (FBSI)

Pengumuman Lomba Menulis Flash Fiction RetakanKata

Kabar RetakanKata

Satu bulan berlalu sejak pengumuman penyelenggaraan lomba menulis RetakanKata menyusul lomba-lomba menulis yang pernah diselenggarakan di sini. Setelah lomba menulis cerpen, lomba menulis opini, lomba menulis resensi buku, dan kini lomba menulis flash fiction. Lomba kali ini diselenggarakan dalam waktu yang cukup panjang agar sahabat RetakanKata dapat mempersiapkan diri dengan baik. Tentu bukan soal kalah dan menang yang diutamakan, namun lomba lebih sebagai ruang belajar bersama. Maka RetakanKata memaklumi jika dalam prosesnya, beberapa sahabat masih bertanya tentang apa yang dimaksud dengan flash fiction. Antusiasme tersebut sangat menggembirakan sehingga dengan senang hati pula, RetakanKata menurunkan tulisan tentang bagaimana menulis flash fiction. Hal tersebut, selain sebagai sarana berbagi pengetahuan, juga sebagai pedoman para sahabat RetakanKata untuk menulis flash fiction yang kemudian dapat diikutsertakan dalam lomba. Maka tibalah hari ini, tanggal 30 November 2012 sebagai hari yang ditentukan untuk mengumumkan pemenang lomba menulis flash fiction dengan tema “Kebangkitan Pemuda”. RetakanKata mengucapkan terima kasih dan apresiasi terhadap karya-karya yang telah masuk. Karya-karya yang menarik dan menyenangkan. Tentu karya yang dikirim akan menjadi lebih menarik jika para penulis lebih bersedia untuk melakukan penyuntingan naskah, membenahi penulisan sehingga mengurangi salah tulis dan juga memperhatikan ketentuan lomba, khususnya pembatasan ‘hanya’ sampai 1000 kata. Kata ‘hanya’ ini diberi tanda kutip karena sebenarnya jumlah 1000 kata tersebut lebih dari cukup bagi penulis untuk ‘bermain-main’ dengan kata-kata. Kekurangsabaran penulis dalam melakukan penyuntingan berakibat fatal sebab naskah tidak akan diikutsertakan dalam penilaian. Semoga hal ini juga menjadi pembelajaran bagi para sahabat RetakanKata agar ke depannya, ketika sahabat mengikuti lomba, baik di RetakanKata maupun di tempat lain, senantiasa memperhatikan aturan main lomba yang ditentukan.

Menilik naskah yang dikirim dan memperhatikan kelayakan naskah, dengan berat hati dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, pada lomba kali ini, RetakanKata terpaksa tidak memilih pemenang lomba menulis flash fiction. Namun sebagai bentuk penghargaan, RetakanKata akan memberikan buku Antologi Cerpen RetakanKata kepada pengirim naskah lomba berikut:

  1. Ika Hikmatilah
  2. Nena Fauzia
  3. Rofiatul Ainiyah
  4. Agista Kylanti Firsaputri.
  5. Alfian Nur Budiyanto

Kepada nama-nama tersebut di atas, mohon mengirim info alamat pengiriman buku lewat email retakankata@gmail.com. Selain itu, karya-karya yang masuk dan layak untuk dipublikasi, akan dipublikasikan di Blog RetakanKata.

Lomba Menulis Flash Fiction RetakanKata

Kabar RetakanKata – Ingin mendapat pulsa plus buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012: Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga? Ikuti saja lomba menulis flash fiction di Blog RetakanKata. Lomba menulis ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda, 28 Oktober 1928 – 28 Oktober 2012. Kali ini lomba dikhususkan untuk menulis flash fiction bertema “Kebangkitan Pemuda”. Kamu bisa menulis segala lika-liku terkait dengan peran pemuda dan atau mahasiswa dalam berkontribusi pada kemajuan masyarakat atau pun generasinya.
Ketentuan lomba adalah sebagai berikut:
  1. Peserta lomba tidak perlu mendaftarkan diri. Siapa saja yang ingin mengikuti lomba dapat langsung mengirim naskah lomba sebanyak-banyaknya melalui email retakankata@gmail.com dengan subyek email LOMBA FF_nama pengirim.
  2. Karya yang dikirim dilampiri dengan kartu identitas (KTP/KTM/SIM/Kartu Pelajar atau Pasport Indonesia) dan alamat email atau nomor handphone yang mudah dihubungi.
  3. Karangan adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasikan.
  4. Jika ada kutipan dari pihak lain dalam karangan, harus mencantumkan referensi di catatan kaki.
  5. Karangan ditulis pada kertas A4 dengan menggunakan huruf Times New Roman, font 12, dengan spasi 1,5 margin 3 cm dari atas, 2 cm dari kiri, 3 cm dari bawah, 2 cm dari kanan, dengan jumlah kata antara 400 sampai dengan 1000 kata.
  6. Karya-karya pilihan akan dikumpulkan dan jika para pengarang menghendaki untuk dibukukan, RetakanKata akan membantu proses selanjutnya sepanjang memenuhi persyaratan untuk diterbitkan dalam sebuah buku.
  7. Hadiah:
  • Pemenang I mendapat pulsa sebesar Rp150.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang II mendapat pulsa sebesar Rp 100.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang III mendapat buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
Batas akhir pengiriman naskah tanggal 16 November 2012 pukul 24.00 WIB.
Nama peserta dan naskah lomba tidak akan dipublikasikan. Pemenang lomba akan diumumkan pada tanggal 30 November 2012. Keputusan juri atas lomba ini tidak dapat diganggu gugat.
NB:
Hadiah pulsa dapat ditukar dengan uang tunai jika pemenang menginginkan.
Selamat Berkarya!
Didukung Oleh:

Bulan, Air, dan Teratai dalam Penciptaan Borobudur

Kabar Budaya – RetakanKata.
Bulan itu berarti Pikiran, Air itu berarti ketenangan, Mekarnya Teratai berarti lambang kehidupan.

Candi Borobudur dibangun oleh tiga hal tersebut : Bulan, Danau dan Teratai. Arsitek borobudur adalah Gunadharma, membangun Borobudur sebagai bangunan terindah pada masanya, dulu Borobudur dibangun di tengah danau, danau itu adalah danau purba, danau yang melingkari dataran Kedu.

Suatu saat Gunadharma didatangi sang Guru yang bernama Arimpala, ia ahli arsitek India. Disana Gunadharma arsitek muda Jawa itu belajar tentang susunan batu-batu. Gunadharma berpikir bahwa alam akan menyatukan pikiran dalam bangunan.

Di Usia 42 tahun, Gunadharma diangkat menjadi kepala urusan tata kota kerajaan Syailendra yang saat itu baru saja memenangkan pertempuran dengan kerajaan Mataram Kuno dan membangun kota baru di sekitar bukit Menoreh. Gunadharma diperintahkan untuk membangun candi yang akan dijadikan pusat-nya dunia.

Kerajaan Syailendra pada masanya memegang hak kuasa jalur perdagangan di seluruh pesisir Jawa dan Sumatera. Juga merupakan kerajaan terkaya di wilayah Selatan Dunia. Kerajaan Syailendra bahkan memiliki perwakilan dagang sampai ke Yunani.

Adalah sebuah mangkok putih yang bernama Cempalatupa yang dijadikan inspirasi atas bentuk lereng dan stupa candi borobudur. Suatu saat Gunadharma duduk diam di beranda rumahnya, ia melihat mangkok cempalatupa berwarna putih itu, dari situ ia berpikir tentang bulan.

“Rembulan adalah pikiran yang tercerahkan” gumam Gunadharma saat melihat bentuk Cempalatupa. Dari cempalatupa kemudian digambarlah bentuk stupa yang kita kenal sekarang ini. Candi Borobudur adalah gambaran dari mekarnya bunga teratai. Dulu diatas bukit menoreh ada Istana Raja, namanya Bharashmabya, itu tempat tetirah para Pangeran Syailendra sebelum menyucikan diri masuk ke Borobudur.

Dari atas Bharashambya bisa dilihat Borobudur yang seperti bunga teratai sedang mekar. Setiap Bulan Purnama bulat sempurna diadakan pendidikan meditasi dengan diikuti lebih dari 10.000 para bhiksu, para bhiksu ini dididik dalam ratusan ashram yang mengelilingi Borobudur, salah satu Biksu ini terkenal dengan nama Dharmakirti, yang merupakan guru dari Atisha, dan Atisha adalah seorang paling suci dalam tradisi Buddha Tibet di India.

Pembangunan Borobudur melibatkan ribuan ahli ukir dan ahli teknik sipil baik dari India ataupun dari Asia Kecil, mereka berdatangan ke Jawa dan berkonsolidasi membangun bangunan suci bagi umat Buddha, juga umat manusia umumnya. Konstelasi arsitektur Borobudur amat seimbang, perpaduan antara posisi bulan, posisi cahaya matahari pagi dan cahaya matahari sore serta posisi bintang-bintang. Borobudur adalah keseimbangan. Dan keseimbangan adalah langkah pertama dalam memahami kemanusiaan.

Sumber: Status FB Gusblero Free

DISAMBUT MERIAH, GEBYAK BANTENGAN MAHANDHAKA SEMERU 2012

Gubuk Klakah, Minggu, 7 Oktober 2012.
Menyambut upacara Yadnya Karo yang diselenggarakan pada bulan ke dua pada penanggalan Jawa, masyarakat suku Tengger merayakan dengan mengadakan acara kesenian Gebyak Bantengan. Bertajuk “Gebyak Bantengan Mahandhaka Semeru 2012” ini telah terselenggara dengan sukses dan meriah. Event menarik ini digelar tepat hari minggu pagi hingga sore di rest area desa Gubuk Klakah, Kec. Poncokusumo-Kab. Malang dan mendapat sambutan meriah dari wisatawan berbagai kota yang sengaja datang untuk menyaksikan. Menurut salah satu warga yang sempat penulis wawancarai, acara semacam ini diharapkan dapat menjadi agenda tetap pariwisata kabupaten Malang wilayah selatan, khususnya desa Gubuk Klakah. Gebyak Bantengan Mahandhaka Semeru 2012 kali ini diikuti tidak kurang dari 13 group Bantengan yang rata-rata tampil memukau, “garang” namun tetap indah.Acara Gebyak Bantengan dimulai dengan mengirap group-group Bantengan di sepanjang jalanan, start kirap dari wilayah bagian bawah desa menuju areal pertunjukkan yang berada di ujung desa bagian atas. Arak-arakan sepanjang satu kilometer itu disambut antusias oleh masyarakat desa bersama para wisatawan. Mereka bertepuk tangan dan bersuit-suit keras memberi spirit pada para pemain Bantengan. Tak cuma itu, perhatian masyarakat bahkan lebih mengesankan yakni dengan menyediakan air minum atau jajanan di piring, bahkan ada warga yang menyajikan beberapa “tundung” buah pisang di depan rumahnya dengan harapan dapat disuguhkan untuk para pemain Bantengan yang kehausan.

Desa Gubuk Klakah yang makmur dengan masyarakatnya yang ramah adalah potret desa di perbukitan, berudara sejuk dengan pemandangan alamnya yang indah. Desa ini terletak di lereng bukit dengan udara sejuk dengan kemiringan tanah cukup serta memiliki kesuburan tanah yang tinggi, sangat cocok untuk ditanami buah “apel Malang” yang rasanya manis-masam. Desa ini diapit perbukitan hijau lereng gunung Semeru. Desa Gubuk Klakah ini tidak terlalu jauh dari kecamatan Tumpang, kabupaten Malang. Dari desa ini kita dapat menuju ke kawasan wisata gunung Bromo melewati sisi Timur gunung. Menurut beberapa wisatawan, pemandangan alam ke gunung Bromo melewati jalur ini jauh lebih indah, kita akan menjumpai pepohonan rindang dengan suara-suara burung hutan yang saling bersautan merdu. Dari desa Gubuk Klakah itu kita ke akan ketemu desa Ngadas, kemudian diteruskan dengan menuruni jalanan di pinggiran tebing sampai akhirnya bertemu lautan pasir gunung Bromo.

Kembali ke event ini, adalah seorang Takim, pegiat seni Bantengan yang juga ketua Padepokan Galogo Djati, pada event Gebyak Bantengan Mahandhaka Semeru 2012 ini, ia ditugasi sebagai koordinator Bantengan Wilayah Timur. Lelaki ganteng berjanggut, berkacamata minus dengan gubatan ikat kepala khas suku Tengger, menjelaskan kepada penulis “Saya masih belajar dengan event ini, mas” katanya merendah “… semoga tahun depan akan lebih baik sehingga dapat menjadi agenda tetap pariwisata kabupaten Malang” tambahnya berharap.

Gebyak Bantengan Mahandhaka Semeru 2012 diikuti group-group Bantengan berkwalitas baik. Mereka hadir dari wilayah Timur, maksudnya dari wilayah Kabupaten Malang sebelah Timur. Kalau ada group tamu yang ikut nimbrung di acara tersebut adalah Group Bantengan dari kota Batu yang dipimpin oleh mas Agus Tobron. Group Bantengan yang ikut pada acara “Gebyak Bantengan Mahandhaka Semereu 2012” antara lain: Group Bantengan “Giras” dari Poncokusumo, “Singo Barong” dari Gubuk Klakah, “Maeso Lawong” dari Wringinanom, “Bromo Kembar” dari Pakis, “Lembu Gumarang” dari Petung Sewu dll.
Ada hal menarik dalam gebyak ini yakni para pemain Bantengan-nya yang rata-rata ber-usia muda. Mungkin dikarenakan jenis permainan ini memerlukan olah fisik dan stamina yang cukup prima. Bayangkan saja seorang pemain Bantengan mesti kuat mengangkat kepala banteng yang besar dan terbuat dari kayu berjenis keras. Kepala bantengan itu masih harus dimainkan (ditarikan) sambil lari ke sana dan kemari mengejar para penggodanya. Di sisi lain kita dapat melihat para pemain Bantengan yang tengah kerasukan roh (trance), dalam ketidak sadarannya tetap saja mereka menari hingga bermandikan keringat dan nafas terengah-engah.

Kemudian kalau mau disampaikan kritik pasti diseputar masuknya budaya modern (barat) ke dalam seni tradisional. Perhatikan saja uniform pemain yang rata-rata anak muda, mereka ikut bermain di acara tradisonal (Bantengan) dengan memakai kaos oblong bertulis jargon-jargon budaya pop (lihat foto). Kondisi begini tentu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak, bukan untuk melarang atau mengijinkan, tapi lebih jauh lagi adalah untuk dijadikan bahan kajian budaya menyoal pada perkembangan seni-budaya dalam masyarakat post tradisional.

Meyakini kesenian Bantengan akhir-akhir ini sangat populer di masyarakat Malang Raya, maka rasanya sudah diperlukan sebuah “strategi budaya” yang disusun dan disepakati bersama oleh berbagai pihak, agar kesenian yang tumbuh akan semakin berkembang secara mantap. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah diharapkan dapat menjadi motor penggerak yang cukup siknifikan bersama-sama para budayawan, pelaku seni , lembaga kesenian, media, journalis, sejarawan dan masyarakat. Semoga!

Malang, 8 oktober 2012
ditulis oleh: AW/IDD

(Sumber: Indonesia Discovery)

Pengumuman Lomba Menulis Resensi RetakanKata 2012

RetakanKata – Terima kasih kepada sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif dalam sayembara ‘menulis resensi buku’ di Blog RetakanKata.

Dan berikut ini diumumkan nama penulis dan resensi yang terpilih sebagai resensi terbaik pertama, kedua dan ketiga.

  1. Sang Penebus; I Know It Must True, karya Wilibrodus Wonga.
  2. Kisah Seorang Putri Naga, karya Riza Rahmah Angelia.
  3. Danau Toba,Perancis, dan Sitor, karya Arif Saifudin Yudistira

Hadiah untuk para pemenang adalah sebagai berikut:

  • Pemenang I mendapat pulsa sebesar Rp100.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang II mendapat pulsa sebesar Rp 50.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang III mendapat buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.

Kepada para pemenang diharapkan segera mengkonfirmasi lewat email dengan mengirimkan alamat tujuan untuk pengiriman buku dan nomor telpon genggam yang akan diisi pulsa. Pastikan nomor telpon genggam yang dicantumkan aktif sebab RetakanKata akan menghubungi anda dengan nomor 085958551155 untuk memastikan pengiriman pulsa jarak jauh.

Semoga pengumuman ini dapat memacu gairah menulis para sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa di seluruh penjuru Nusantara untuk tetap aktif berkarya. Bagi sahabat yang karyanya belum terpilih untuk dimuat di blog RetakanKata, tidak perlu berkecil hati. Sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa dapat mengikuti sayembara berikutnya.

Selamat mengikuti sayembara berikutnya! Salam membaca dan menulis!

BERBURU KAIN BLONGSONG, PALEMBANG

Kabar Budaya RetakanKata

Kain Blongsong Palembang koleksi Rere ‘Loreinetta

PALEMBANG tidak hanya memiliki kain songket saja, namun ada satu kain khas lain yakni kain blongsong.

Sebetulnya kain tradisional Nusantara tidak pernah ada yang namanya ketinggalan jaman, karena memang KAIN dimaknai sebagai SESUATU PENINGGALAN TURUN TEMURUN DARI GENERASI SEBELUMNYA…namun barangkali yang bisa ditandai adalah PEMBARUAN….

Kain blongsong Palembang kini banyak yang telah didesain modern, pilihan warna pelangi memiliki alasan yang sangat baik dan tepat bagi wanita Indonesia yang memiliki sejuta pesona.

Pelangi dapat diartikan keanekaragaman warna yang dipadu menjadi satu keindahan. Seperti juga kehidupan kita dengan banyaknya perbedaan kultur, kebudayaan, adat istiadat. Maka akan membentuk satu keindahan.
Filosofi dari pelangi, bahwa warna membuat suatu keindahan. betapa warna-warna mampu membentuk sebuah keindahan yang luar biasa..

Jadi kenapa malu menggunakan kain khas tradisional kita karena keindahan personal justru akan hadir dari kreatifitas dan tradisi yang menjadi budaya Indonesia.

SEKARANG KAIN BLONGSONG PUN SIAP BERTARUNG DI HATI PARA PEREMPUAN….jiaaaaaaaaaaah..

Kontribusi: Rere ‘Loreinetta

Lomba Menulis Resensi Buku

one day writing
Ilustrasi dari ioneday.blogspot.com

Kabar RetakanKata – Ingin mendapat buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012: Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga? Ikuti saja lomba menulis resensi di Blog RetakanKata.Sesuai dengan yang telah diumumkan melalui funpage RetakanKata di facebook, maka untuk bulan Juli ini, Blog RetakanKata kembali mengadakan lomba menulis berhadiah. Kali ini lebih seru lagi, sebab hadiah dan pemenangnya diperbanyak. Jika sebelumnya kami hanya memilih dua pemenang, maka pada acara lomba kali ini, kami akan memilih tiga pemenang. Hadiahnya pun semakin menarik. Dan yang paling penting, lomba ini tetap gratis!

Lomba menulis kali ini dikhususkan untuk menulis RESENSI BUKU dengan ketentuan lomba sebagai berikut:

  1. Kamu dapat mengirim naskah lombamu sebanyak-banyaknya.
  2. Tentu saja karya yang dikirim dilampiri dengan kartu identitas (KTP/KTM/SIM/Kartu Pelajar atau Pasport Indonesia) dan alamat email atau nomor handphone yang mudah dihubungi.
  3. Resensi adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan dan belum pernah dipublikasikan.
  4. Buku yang diresensi berupa buku fiksi.
  5. Resensi ditulis pada kertas A4 dengan menggunakan huruf Times New Roman, font 12, dengan spasi 1,5 margin 3 cm dari atas, 2 cm dari kiri, 3 cm dari bawah, 2 cm dari kanan, dengan jumlah kata antara 1200 sampai dengan 2000 kata
  6. Hadiah:
  • Pemenang I mendapat pulsa sebesar Rp100.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang II mendapat pulsa sebesar Rp 50.000,00 ditambah buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
  • Pemenang III mendapat buku Antologi Cerpen RetakanKata 2012.
Batas akhir pengiriman naskah tanggal 29 Juli 2012. Naskah dikirim ke retakankata@gmail.com.
Keputusan juri atas lomba ini tidak dapat diganggu gugat.
Selamat Berkarya!

Buku Baru: Antologi Cerpen RetakanKata 2012

hari ketika seorang penyihir menjadi nagaKabar RetakanKata– Jika kita perhatikan, mungkin anda sependapat bahwa dunia sastra kita semakin hari semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Berbagai acara berbau sastra dipagelarkan di berbagai tempat. Dengan mesin pencari google, anda bisa menemukan berbagai macam lomba menulis. Meningkatnya budaya baca-tulis merupakan petanda baik perkembangan budaya masyarakat yang menumbuhkan harapan di tengah hingar-bingarnya gempuran budaya instan.RetakanKata sebagai salah satu Blog Seni dan Budaya, tidak mau ketinggalan laju kereta perubahan. Lomba-lomba menulis terus digiatkan. Dan salah satu hasil dari lomba menulis di RetakanKata ini dibukukan menjadi Antologi Cerpen RetakanKata 2012. Antologi ini memuat 15 (lima belas) cerita pendek terbaik dari 361 cerpen yang lolos seleksi dalam perlombaan. Lima belas cerpen karya lima belas penulis dari 490 peserta lomba tersebut berjudul:

  1. Cincin karya Canaliy
  2. Rantai Mawar karya Adellia Rosa Rindry Poetri
  3. Rhesus karya Zakiya Sabdosih
  4. Dia karya Meilia Aquina Hakim
  5. Depan Cermin karya Dandun Suroto
  6. Budak-budak Tuhan karya M Nasif
  7. Ibuku Pelacur karya Sam Edy Yuswanto
  8. Cinta yang Menyebalkan karya Miftah Fadli
  9. Bungkam karya Latifatul Khoiriyah
  10. Tempe Busuk karya Victor Delvy Tutupary
  11. Stasiun Kesunyian karya Gatot Zakaria Manta
  12. Dotage karya MK Wirawan
  13. Burung Gereja di Nagoya karya Beta Tangguh
  14. Arwah Keibuan karya Fahrul Khakim
  15. Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga karya Maria Wiedyaningsih

Soe Tjen Marching, salah satu juri dalam lomba penulisan cerpen ini mengatakan:

Cerpen-cerpen luar biasa telah lahir dari para penulis yang namanya tak dikenal dalam dunia sastra. Dengan berbagai tema dan gaya bahasa, sebuah imbuhan segar bagi dunia sastra.

Dan memang demikianlah adanya. Lima belas penulis yang memenangkan lomba tersebut adalah kaum muda berbakat yang namanya tak begitu dikenal dalam dunia sastra. Sebagian besar dari mereka masih berstatus mahasiswa. Namun, dengan berbagai gaya penulisan masing-masing, mereka mampu mengangkat tema-tema yang berbeda menjadi sebuah bacaan yang segar dan menarik. Tema sosial cukup mendominasi karya-karya mereka. Simak misalnya dalam cerpen Rhesus yang mengangkat tema aborsi, Kemudian Dia, mengangkat tema pengguna obat-obatan terlarang, Depan Cermin mengangkat tema kepalsuan, Budak-budak Tuhan, Ibuku Pelacur,  dan Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga mengangkat tema kekerasan psikologis. Kisah anak jalanan dapat dibaca pada cerpen Arwah Keibuan, sedang kisah kemunafikan hidup seseorang diceritakan dengan sangat manis dalam cerpen Tempe Busuk.

Tema cinta yang disampaikan dengan gaya bahasa unik menambah segar kumpulan cerpen ini. Rantai Mawar, Cinta yang Menyebalkan dan Burung Gereja di Nagoya, tidak melulu melihat cinta sebagai sesuatu yang mendayu-dayu melainkan sebagai dilema-dilema yang harus dihadapi. Demikian juga dengan Cincin, Bungkam, Stasiun Kesunyian dan Dotage. Para penulis tema cinta ini seperti hendak menyampaikan bahwa setiap orang akan memberi respon yang berbeda ketika berhadapan dengan dilema cinta. Orang bisa mengambil sikap serius, namun juga bisa easy going -semua akan baik-baik saja. Membaca kisah-kisah mereka, mau tidak mau, pembaca diajak tersenyum getir sekaligus geli menghadapi kekonyolan-kekonyolan hidup ini. Para penulis ini begitu piawai merangkai kisah dan menyerahkan penyikapan situasi pada pembaca.

Berbagai ragam tema dan gaya bahasa tersebut telah menciptakan harmoni keindahan dalam buku kecil ini, Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga: Antologi Cerpen RetakanKata 2012– persembahan RetakanKata dan Rose Management untuk Anda.

hari ketika seorang penyihir menjadi nagaJudul Buku: Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga: Antologi Cerpen RetakanKata 2012
Penulis : Kumpulan 15 Penulis
Penyunting: Ragil Koentjorodjati
Penerbit: Rose Management
Tahun: 2012
Tebal: xx + 284 halaman
Harga: Rp. 45.000,-
ISBN: 978-602-19991-5-8

Pemesanan buku dilayani melalui:

Blog RetakanKata

Email retakankata@gmail.com
Sms 085958 55 11 55
Facebook Redaksi RetakanKata

Rose Management:

twitter@rosemanagement; @KRofficial_ ;
sms 0812 844 26 788 ; 0856 991 2595

Catatan: Harga di atas belum termasuk ongkos kirim.

Sabdatama

kabar budayaNgarsa Dalem Sampeyan Dalem Hingkang
Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati
Ing Ngalaga Ngabdulrahman Sayidin Panatagama
Kalifatullah Hingkang Jumeneng Kaping Sadasa Ing
Ngayogyakarta Hadiningrat.“Ingsun Kang Jumeneng Nata Mataran medarake Sabda:
Dene Kraton Ngayogyakarta saha Kadipaten Paku Alaman iku, loro-loroning atunggal.
Mataram iku Negri kang merdika lan nduweni paugeran lan tata kaprajan dewe.Kaya kang dikersaake lan dikaperangake, Mataram ngesuhi Nuswantara, nyengkuyung jejeging negara, nanging tetep ngagem paugeran lan tata kaprajane dewe.

Kang mangkana iku kaya kang dikersaake, Sultan Hamengku Buwono sarta Adipati Paku Alam kang jumeneng, katetepake jejering Gubernur lan Wakil Gubernur.

Ngayogyakarta, Suryo kaping 10 Mei 2012
Sri Sultan Hamengku Buwono X

——————-
terjemahan :

AMANAT RAJA

Bahwa Kraton Ngayogyakarta dan Kadipaten Paku Alaman adalah dwi tunggal yang tak bisa dipisahkan.
Mataram itu negara merdeka dan memiliki aturan dan tata kelola pemerintahan sendiri.

Atas karsa dan kehendak rakyat, Mataram mengasuh Nusantara, tetap mendukung keberadaan Nusantara (Indonesia), tapi (Mataram) punya aturan dan tata kelola pemerintahan sendiri.

Hal itulah seperti yang diinginkan dan diizinkan, bahwa HB dan Pakualam itu menjadi pemimpin, serta ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur.

——————————————-

Ketika Sri Sultan HB IX Raja Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan diri bergabung dengan Republik Indonesia (RI), langkah tersebut kemudian diikuti oleh hampir semua raja dan tokoh politik di berbagai daerah yang saat itu menjadi pimpinan masing-2 daerah dalam NEGARA INDONESIA SERIKAT (RIS). Semua pimpinan daerah saat itu satu-persatu menyatakan diri bergabung dengan RI dan membentuk NKRI

Maka NKRI tak lagi hanya mimpi. Langkah mewujudkan NKRI menjadi lapang dan lancar, dan Belanda tersingkir dengan sendirinya, tidak mampu kembali , Devide et Impera tak lagi ampuh.

Jika saat itu Sri Sultan HB IX tidak mau bergabung dengan RI, bisa dibayangkan sendiri akibatnya. Barangkali NKRI tidak akan pernah ada.

Kemantaban sikap Sri Sultan HB IX inilah yang tidak dapat dinilai dengan uang berapapun.
Benar bahwa banyak daerah menyumbangkan emas dan kekayaan untuk tegaknya NKRI pada saat permulaan (1945 – 1950).
Tetapi sikap Sri Sultan HB IX & Yogyakarta Hadiningrat, yang dituangkan dalam Maklumat (ijab qobul) adalah sumbangan tak ternilai bagi tegaknya NKRI.

Ketika Presiden RI Soekarno mendapat kabar tentang pernyataan sikap Yogyakarta Hadiningrat, beliau terloncat dari kursi, kaget dan bertakbir, lalu sujud syukur.

 

#Catatan Sapto Poedjanarto

Mengenal Suku Karo, Sebuah Etnis Asli Indonesia

RetakanKata – Karo merupakan sebuah suku yang mendiami Dataran Tinggi Karo, Sumatera Utara. Suku Karo yang dalam bahasa aslinya disebut Kalah Karo merupakan salah satu suku asli di Sumatera Utara. Suku ini memiliki bahasanya sendiri, yaitu bahasa Karo atau Cakap Karo dan aksaranya sendiri.
SEJARAH AWAL KARO

Kerajaan Haru-Karo (Kerajaan Aroe) mulai menjadi kerajaan besar di Sumatera, namun tidak diketahui secara pasti kapan berdirinya. Namun demikian, Brahma Putra, dalam bukunya “Karo dari Zaman ke Zaman” mengatakan bahwa pada abad 1 Masehi sudah ada kerajaan di Sumatera Utara yang rajanya bernama “Pa Lagan”. Menilik dari nama itu merupakan bahasa yang berasal dari suku Karo (Darwan Prinst, SH :2004). Hal ini menjadi sebuah pertanyaan besar dikalangan peneliti.
Dalam sebuah naskah kuno mengenai suku Karo, diceritakan bahwa leluhur orang Karo adalah Putri Kerajaan Aroe dan Umang (mahluk yang diyakini memiliki fisik seperti manusia, tetapi tumit kakinya berada di depan). Namun, beberapa tetua Karo mengatakan bahwa suku Karo tidak berasal dari satu darah yang sama (berbeda dengan suku Batak Toba yang diyakini merupakan keturunan dari Si Raja Batak).

MARGA dan IKATAN PERSAUDARAAN
Dalam suku Karo terdapat marga yang bersifat patrineal (berasal dari pihak ayah/diturunkan dari ayah) namun tetap membawa marga ibu-nya(beru ibunya) yang disebut bere. Misalnya seorang anak ayahnya bermarga A, dan ibunya bermarga(berberu) B, maka si anak dikatakan bermarga A bere B. Dalam suku Karo marga disebut merga yang secara etimologis berasal dari kata meherga yang berarti berharga, jadi marga sangat berharga bagi masyarakat Karo.
Dalam suku Karo terdapat lima marga induk yang disebut MERGA SILIMA. Lima marga induk tersebut antara lain:
Sembiring
Ginting
Tarigan
Karo Karo
Perangin-angin
Kelima marga induk tersebut juga memiliki beberapa sub-marga. Sub marga dalam Karo ada diyakini ada yang asli suku Karo dan ada pula yang berasal dari negara lain. Sub marga tersebut yaitu:

1. Sembiring

Sembiring terdiri dari:
Kembaren (boleh memakan anjing)
Sinulaki (boleh memakan anjing)
Keloko (boleh memakan anjing)
Pandia (tidak boleh memakan anjing,diduga berasal dari India)
Gurukinayan (tidak boleh memakan anjing)
Brahmana (tidak boleh memakan anjing,diduga berasal dari India)
Meliala (tidak boleh memakan anjing,diduga berasal dari India)
Depari (tidak boleh memakan anjing)
Pelawi (tidak boleh memakan anjing)
Maha (tidak boleh memakan anjing)
Sinupayung (boleh memakan anjing)
Colia (tidak boleh memakan anjing)
Pandebayang (tidak boleh memakan anjing)
Tekang (tidak boleh memakan anjing,diduga berasal dari India)
Muham (tidak boleh memakan anjing,diduga berasal dari India)
Busok (tidak boleh memakan anjing)
Sinukaban (tidak boleh memakan anjing)
Keling (tidak boleh memakan anjing)
Bunu Aji (tidak boleh memakan anjing)
Sinukapar (tidak boleh memakan anjing)
Kapour(tidak boleh memakan anjing)

2. GintingGinting terdiri dari:
Babo
Sugihen
Gurupatih
Ajartambun
Capah
Beras
Garamata
Jadibata
Suka
Manik
Sinusinga
Jawak
Seragih
Tumangger
Pase
Munte

3. Tarigan

Tarigan terdiri dari:
Sibero
Tambak
Silangit
Tua
Tegur
Gersang
Gerneng
Gana-gana
Jampang
Tambun
Bondong
Pekan
Purba

4. Karo Karo

Karo Karo terdiri dari:
Sinulingga
Surbakti
Kacaribu
Sinukaban
Barus
Simbulan
Jung
Purba
Ketaren
Gurunsinga
Kaban
Sinuhaji
Sekali
Kemit
Bukit
Sinuraya
Samura
Sitepu

5. Perangin-angin

Perangin-angin terdiri dari:
Namohaji
Sukatendel
Mano
Sebayang
Pencawa
Sinurat
Perbesi
Ulunjandi
Penggarus
Pinem
Uwir
Laksa
Singarimbun
Keliat
Kacinambun
Bangun
Tanjung
Benjerang
Itulah keseluruhan marga yang terdapat dalam suku Karo.
Dalam ikatan persaudaraan dikenal istilah Rakut Sitelu, Tutur Siwaluh, dan Perkaden-kaden si Sepuluh Dua tambah Sada.

1. Rakut Sitelu
Dalam suku Karo posisi Rakut Sitelu sangatlah penting. Rakut Sitelu dapat diumpamakan sebagai tungku kaki tiga. Jika salah satu unsur tidak ada maka akan terjadi ketimpangan. Rakut sitelu terdiri atas
Kalimbubu, secara sederhana dapat diartikan keluarga istri.
Anak Beru, secara sederhana dapat diartikan sebagai keluarga yang memperistri
Senina, diartikan sebagai keluarga satu marga.
Dalam suku Karo, jika diadakan suatu aktivitas adat, maka yang menjalankan kegiatan adat tersebut adalah Rakut Sitelu.

2. Tutur Siwaluh
Tutur siwaluh adalah konsep kekerabatan masyarakat Karo, yang berhubungan dengan penuturan. Tutur Siwaluh terdiri dari:
Puang kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu seseorang atau Puang kalimbubu adalah kelompok kalimbubu dari kelompok pemberi dara
Kalimbubu adalah kelompok pemberi isteri kepada keluarga tertentu, kalimbubu ini dapat dikelompokkan lagi menjadi: Kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua, yaitu kelompok pemberiisteri kepada kelompok tertentu yang dianggap sebagai kelompok pemberi isteri adal dari keluarga tersebut. Misalnya A bermerga Sembiring bere-bere Tarigan, maka Tarigan adalah kalimbubu Si A. Jika A mempunyai anak, maka merga Tarigan adalah kalimbubu bena-bena/kalimbubu tua dari anak A. Jadi kalimbubu bena-bena atau kalimbubu tua adalah kalimbubu dari ayah kandung.

  • Kalimbubu simada dareh adalah berasal dari ibu kandung seseorang. Kalimbubu simada dareh adalah saudara laki-laki dari ibu kandung seseorang. Disebut kalimbubu simada dareh karena merekalah yang dianggap mempunyai darah, karena dianggap darah merekalah yang terdapat dalam diri keponakannya.
  • Kalimbubu iperdemui, berarti kalimbubu yang dijadikan kalimbubu oleh karena seseorang mengawini putri dari satu keluarga untuk pertama kalinya. Jadi seseorang itu menjadi kalimbubu adalah berdasarkan perkawinan.

Senina, yaitu mereka yang bersadara karena mempunyai merga dan submerga yang sama.
Sembuyak, secara harfiah se artinya satu dan mbuyak artinya kandungan, jadi artinya adalah orang-orang yang lahir dari kandungan atau rahim yang sama. Namun dalam masyarakat Karo istilah ini digunakan untuk senina yang berlainan submerga juga, dalam bahasa Karo disebut sindauh ipedeher (yang jauh menjadi dekat).
Sipemeren, yaitu orang-orang yang ibu-ibu mereka bersaudara kandung. Bagian ini didukung lagi oleh pihak siparibanen, yaitu orang-orang yang mempunyai isteri yang bersaudara.
Senina Sepengalon atau Sendalanen, yaitu orang yang bersaudara karena mempunyai anak-anak yang memperisteri dari beru yang sama.
Anak beru, berarti pihak yang mengambil isteri dari suatu keluarga tertentu untuk diperistri. Anak beru dapat terjadi secara langsung karena mengawini wanita keluarga tertentu, dan secara tidak langsung melalui perantaraan orang lain, seperti anak beru menteri dan anak beru singikuri. Anak beru ini terdiri lagi atas:

  • Anak beru tua, adalah anak beru dalam satu keluarga turun temurun. Paling tidak tiga generasi telah mengambil isteri dari keluarga tertentu (kalimbubunya). Anak beru tua adalah anak beru yang utama, karena tanpa kehadirannya dalam suatu upacara adat yang dibuat oleh pihak kalimbubunya, maka upacara tersebut tidak dapat dimulai. Anak beru tua juga berfungsi sebagai anak beru singerana (sebagai pembicara), karena fungsinya dalam upacara adat sebagai pembicara dan pemimpin keluarga dalam keluarga kalimbubu dalam konteks upacara adat.
  • Anak beru cekoh baka tutup, yaitu anak beru yang secara langsung dapat mengetahui segala sesuatu di dalam keluarga kalimbubunya. Anak beru sekoh baka tutup adalah anak saudara perempuan dari seorang kepala keluarga. Misalnya Si A seorang laki-laki, mempunyai saudara perempuan Si B, maka anak Si B adalah anak beru cekoh baka tutup dari Si A. Dalam panggilan sehari-hari anak beru disebut juga bere-bere mama.

Anak beru menteri, yaitu anak berunya anak beru. Asal kata menteri adalah dari kata minteri yang berarti meluruskan. Jadi anak beru minteri mempunyai pengertian yang lebih luas sebagai petunjuk, mengawasi serta membantu tugas kalimbubunya dalam suatu kewajiban dalam upacara adat. Ada pula yang disebut anak beru singkuri, yaitu anak berunya anak beru menteri. Anak beru ini mempersiapkan hidangan dalam konteks upacara adat.

3. Perkaden-kaden Si Sepuluh Dua tambah Sada
Perkaden-kaden Si Sepuluh Dua tambah Sada ialah bentuk kekerabatan saudara terdekat dalam bentuk panggilan, yaitu:
Nini
Bulang
Kempu
Bapa
Nande
Anak
Bengkila
Bibi
Permen
Mama
Mami
Bere-bere
Tambah Sada ialah mereka orang-orang terdekat diluar lingkup keluarga seperti sahabat.

BUDAYA DAN KESENIAN

Siwaluh Jabu
Rumah Adat Karo “Siwaluh Jabu”

Budaya utama dari setiap peradaban adalah rumah. Konstruksi rumah mennjukkan kemajuan suatu peradaban. Rumah Adat Karo disebut sebagai Rumah Siwaluh Jabu, ini dikarenkan rumah ini dihuni oleh delapan kepala keluarga.
Rumah Siwaluh Jabu,memiliki bentuk rumah panggung dengan ukiran dan ornamen mistis diseluruh bagian rumah.

Disamping rumah adat, suku Karo juga memiliki alat musik tradisional, seperti gambar dibawah ini:

alat musik karo
Alat musik Karo

 

Dan masih banyak seni-seni lainnya.
Seperti halnya dalam kebanyakan suku yang ada di Indonesia, suku Karo juga memiliki “ritual-ritual” adat khusus yang berbeda untuk perkawinan dan kematian.

 

 

PERKAWINAN
Dalam pandangan masyarakat Karo dalam adat perkawinan, dikenal berbagai jenis perkawinan menurut adat.
Berikut adaah jenis-jenis perkawinan dalam suku Karo dan penjelasannya yang mudah dimengerti.
Lako Man (Ganti Tikar)
Perkawinan ‘Lako Man” terjadi apabila seorang laki-laki,terlepas dari ia sudah pernah kawin atau belum mengawini istri dari adik atau kakaknya yang telah meninggal dunia.(tradisi ini sudah tidak dilakukan lagi sejak adanya agama di suku Karo)
Gancih Abu
Perkawinan ini terjadi karena seorang istri meninggal dunia, dimana untuk tetap langgengnya hubungan keluarga, terlebih karena sudah ada keturunan, maka pihak suami mengawini saudara kandung dari istrinya yang sudah meninggal
Mindo Nakan
Seorang anak yang sudah dewasa mengawini ibu tirinya dikarenakan ayahnya sudah meninggal dunia. Biasanya umur sang anak denga ibu tirinya tidak terlalu jauh berbeda.
Mindo Lacina
Perkawinan ini terjadi antara seorang laki-laki denga seorang wanita yang menurut kekerabatan silaki-laki memanggil nenek kepada wanita tersebut(karena istri kakeknya). Di dalam hal ini hubungan kekerabatan antara edua belah pihak masih dekat dimana perkawinan dapat berlangsung, karena /jikalau si nenek itu telah janda.
Merkat Sinuan
Perkawinan terjadi apabila seorang laki-laki kawin dengan putri “puang kalimbubu”. Menurut adat, sebenarnya perkawinan sepert ini tiddak dibnarkan,karena “erturangku”. Tapi, karena pertimbangan dan faktor lain atau mempererat hubungan keluarga, menyambung keturunan dan lain-lain, perkawinan yang sebenarnya dilarang itu dilangsungkan juga. Tapi acara adat yang dijalankan harus sempurna (ua Banggong).
Caburken Bulung
Caburke bulung adalah perrkawinan anak-anak di bawah umur atara seorang anak laki-laki dengan iparnya. Acara peresmiannya memang agak sama dengan acara peresmian perkawinan biasa. Hal itu terjadi atas persetujuan kedua belah pihak orang tua, karena berbagai faktor. Ini bukan menjadi jaminan kalau sudah dewasa nanti keduanya harus menjadi suami istri.
Berikut ini adalah dokumentasi perkawinan karo tertua yang berhasil saya dapatkan.

perkawinan adat karo

perkawinan adat karo_2

Perkawinan masyarakat Karo yang satu ini turut menampilkan Si Gale- Gale dari Toba.

 

Sumber: BAMBANG YUNO WIDODO

Pengumuman ‘Menulis Opini Dapat Pulsa’: Seks Pranikah

RetakanKata – Terima kasih kepada sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa yang telah berpartisipasi aktif dalam sayembara ‘menulis opini dapat pulsa’ dengan tema SEKS PRANIKAH. Jangka waktu tiga hari ternyata tetap tidak membatasi semangat para sahabat untuk mengirimkan opininya.
Dan berikut ini diumumkan nama penulis dan opini yang terpilih sebagai opini terbaik pertama, kedua dan ketiga.

Selain ketiga opini tersebut, sebagai bentuk penghargaan RetakanKata kepada rekan-rekan mahasiswa, maka RetakanKata juga memilih satu opini favorit dari rekan mahasiswa berjudul “Keluargaku Adalah Segalanya Untukku” karya Anita Rachmawati.
Opini terbaik pertama akan mendapat hadiah pulsa senilai Rp 100.000,00. Opini terbaik kedua dan ketiga akan mendapat pulsa senilai Rp 50.000,00. Untuk opini favorit dari rekan mahasiswa akan mendapat pulsa senilai Rp 25.000,00. Pastikan nomor hape yang dicantumkan aktif sebab RetakanKata akan menghubungi anda dengan nomor 085958551155 untuk memastikan pengiriman pulsa jarak jauh.
Semoga pengumuman ini dapat memacu gairah menulis para sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa di seluruh penjuru Nusantara yang ingin ikut berpartisipasi atau yang karyanya belum terpilih untuk dimuat di blog RetakanKata. Sahabat RetakanKata dan rekan-rekan mahasiswa dapat mengikuti sayembara ‘menulis opini dapat pulsa’ berikutnya, dengan tema ABORSI.
Selamat mengikuti sayembara berikutnya! Salam membaca dan menulis!