Reuni Bersama Isim

Flash Fiction Martin Siregar

Lanjutan: Kantril Dinasehati

Gambar dari Shutterstock

Terkejut Isim karena calon adik iparnya Payman adalah kawan dekat Pak Longor, Bason dan Kantril. Kebetulan libur musim panas tahun ini Isim kembali ke Indonesia setelah 23 tahun menetap di Italia. “Hallo…Aku Isim baru tiba di bandara Polonia Medan bersama keluarga mau liburan, 3 hari ke danau Toba, Pulau Samosir, tongging dan tanah karo. Jadi mungkin hari ke empat aku bisa main ke Jakarta. Bason terkejut menerima telepon Isim. Tak ubahnya Kantril yang sudah mulai tekun bermeditasi dipandu Bason. Rindu tak jumpa selama puluhan tahun akan terhapus 4 hari lagi.

Kantril, Bason dan Kantril sejak SMA tahun 80-an gabung di The Campino Connection, club anak muda yang mereka dirikan bersama  kawan-kawan sebaya di Medan. Club yang cukup diperhitungkan pada waktu itu. Punya diskotik yang selalu disewakan, balap di jalanan, tapi aktif  softball, skateboard dan selalu mendaki gunung Sinabung maupun gunung Sibayak apabila libur sekolah. The Campino Connection adalah ajang kegiatan anak muda multidimensionil.

Walaupun setelah mahasiswa mereka berpisah, tapi tetap saja berkawan erat. Isim di fakultas pertanian, Kantril fisipol dan Bason di ekonomi. Hanya saja karakter Isim berbeda dengan Kantril dan Bason, Bason Kantril kutu buku aktif membangun kelompok diskusi bedah buku ilmiah di beberapa tempat. Konsep pemikiran ‘Das Kapital’ karya Karl Marx, maupun ‘Pendidikan Kaum Tertindas’ Paulo Friere dikuasai mereka secara mendalam. Merasa pejuang kelas berat memberikan tinjauan kritis terhadap sistem pembangunan yang dilaksanakan orde baru dinilai sarat dengan ketidakadilan. Sedangkan Isim dijuluki “manusia penikmat hidup”. Playboy kelas kakap yang selalu mencari sasaran mahasiswi kaya raya.

Biasanya, momentum yang ditunggu Isim adalah perayaan natal setiap tahun. Walaupun Isim tak pernah ke gereja, tapi setiap perayaan natal seluruh fakultas di universitas tersebut — pasti Isim hadir sambil menggandeng gadis yang dicintainya —-. Pacaran 3-4 bulan putus hubungan dan cari mahasiswi lain. Kantril dan Bason kagum terhadap kemampuan gombal Isim dihadapan gadis. Dan, tak henti hentinya mereka ingatkan Isim agar menghentikan tabiat buruknya itu. Tapi Isim tetap saja tak perduli.

Pernah satu waktu semester 4 Kantril yang sudah tak kuliah, mencoba hidup bersama gelandangan pinggir rel kereta api. Ikut merasakan penderitaan kaum sengsara mencari kardus, kaleng, besi botol sebagai mata pencaharian. Kantril terhasut buku ‘Partispasi Riset Aksi’ pengalaman Paulo Friere di Brazil. Sekitar 2 bulan Kantril tinggal di pondok sengsara pinggir rel kereta api. Sesekali Bason yang heboh mengorganisir petani pedesaan bermalam di gubuk Kantril. Karakter mahasiswa sok pembela rakyat miskin melekat kuat pada jiwa Kantril dan Bason.

Terpikir Kantril tuk menanam pekarangan sempit pinggir rel kereta api dengan sayur-sayuran maupun anggrek yang mahal harganya. Secepat kilat Bason usul: ”Kita suruh Isim tuk mencuri bibit sayur mayur yang bertebaran di halaman fakultas pertanian. Lantas kita minta Isim bujuk pacarnya Isti (yang cinta tanam anggrek)  kasih bibit anggrek tuk saudara saudara kita yang sengsara ini.”

Dengan ringan senang hati, Isim laksanakan pesan kedua kawannya. Bahkan Isti terlibat mengajari para gelandangan cara bercocok tanam anggrek. ”Nampaknya Isti gadis baik budi. Jangan kau putuskan hubungan kaliam, jadikan Isti jadi istrimu.” Kantril dan Bason sangat terkesan atas kemampuan Isti berintegrasi di tengah-tengah gelandangan sengsara. Segala atribut gadis kaya raya ditinggalkannya di rumah, apabila interaksi ke rumah gubuk pinggir rel kereta api. Tapi, yang namanya Isim palyboy kampungan hanya bertahan 7 bulan pacaran dengan Isti.

Hanya Isim yang berhasil menggenggam ijazah sarjana. Bason Kantril larut akibat jiwa romantisme pejuang rakyat tak tuntas menyelesaikan perkuliahan. Walaupun begitu, Bason yang tak mengantongi gelar sarjana berhasil duduk di posisi penting di penerbitan majalah politik bergengsi. Kantril punya toko kelontong  dan Isim penguasa travel biro di Italia.

Ketika Bason Kantril akan kutatap, hatiku terharu. Seakan hari-hari yang berkesan itu datang kembali membuai kami bertiga. Deg-degan Isim di bandara Sukarno Hatta menunggu kedatangan Bason dan Kantril. Sebenarnya Isim masih sangat capek meninggalkan anak istrinya di Medan melanjutkan liburan. Isim butuh istirahat sebelum lanjutkan perjalanan ke Jakarta. Hasrat jumpa kawan lama tak boleh ditunda, Isim paksakan fisik harus ke Jakarta. Duduk lemas lunglai di ruang tunggu bandara, kepalanya pusing tujuh keliling. Dan, ketika Kantril dan Bason menepuk bahu, Isim tak kuat berdiri. Sakit jantungnya kumat, Isim hampir pingsan,  terpaksa dibopong ke polklinik bandara dalam keadaan tak sadarkan diri.

Beri Tanggapan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s