Tujuh Jurus dari Nyonya Wei ( 3 )

Gerundelan John Kuan

Kaligrafi 徐渭 ( Xu Wei, 1521 – 1593, Dinasti Ming )
Pelajaran ketiga dari Nyonya Wei untuk Wang Xizhi adalah ‘ garis vertikal ‘, inilah garis di tengah yang ditarik memanjang ketika menulis karakter 中 ( baca: zhong , artinya: tengah ). Ketika menulis karakter Han, menggoreskan satu garis tegak lurus ini memang sedap. Waktu kecil saya sering melihat tukang obat memamerkan kemampuannya di depan kelenteng, selain jual obat, juga memperagakan jurus kungfu, gambar jimat, sering juga menulis kaligrafi, dia akan di atas selembar kertas besar menulis karakter 虎 ( baca: hu, artinya: harimau ) yang juga sangat besar. Karakter ‘ harimau ‘ ini jika ditulis dengan salah satu gaya kaligrafi: ‘ Gaya Rumput ‘ ( semacam stenografi ), maka garis terakhir akan ditarik sangat panjang, memanjang hingga ke ujung kertas, satu ‘ garis vertikal ‘ yang sungguh panjang.Saya pernah melihat tukang obat menggunakan sebuah kuas yang kurang lebih sebesar sapu, penuh tinta, leluasa dan meluap, dengan gerakan tarian atau kungfu, seakan terbang dengan kuas di atas kertas, qi-nya penuh meluap. Ketika menulis hingga goresan terakhir, kuasnya berhenti di satu tempat di atas kertas, bersiap menarik ke bawah satu goresan ‘ garis vertikal ‘, muridnya harus sigap menarik kertas ke depan, ditarik jadi satu garis yang sangat panjang. Kecepatan tarikan garis begini harus benar-benar terjaga, dan garis itu akan timbul semacam bentuk yang disebut putih terbang. Putih Terbang ini terjadi karena tinta di dalam kuas tidak cukup, dan kuas kering akan menciptakan garis-garis tipis, seperti serat-serat di dalam rotan kering, di indera penglihatan berubah menjadi sangat indah. Seperti pohon tua, seperti rotan kering, seperti serat-serat di dalam kayu atau bambu yang penuh kelenturan dan tidak mudah ditarik putus.

Bagian Putih Terbang dalam kaligrafi Cina menciptakan perasaan kecepatan kibasan dan kealotan. Nyonya Wei membawa Wang Xizhi ke dalam hutan, dari rotan kasar dan tua belajar kekuatan gerakan kuas.

Lukisan 徐渭 ( Xu Wei, 1521 – 1593, Dinasti Ming )
Nyonya Wei mengajari Wang Xizhi melihat Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun, saat mendaki gunung berpegang pada sepotong rotan kering, sepotong yang di dalam perjalanan waktu yang panjang tumbuh menjadi kehidupan. Anak itu meminjam kekuatan rotan, menaikkan tubuhnya ke atas, meminjam kekuatan rotan, menggantung di udara. Tubuh yang menggelatung di udara dapat merasakan kealotan sepotong rotan ——— kekuatan yang alot dan keras yang tidak dapat ditarik putus.

Rotan tua tidak bisa ditarik putus, alot dan keras, ingatan ini kemudian berubah menjadi penghayatan di dalam menulis kaligrafi. ‘ Garis vertikal ‘ ini mesti ditulis hingga tidak bisa ditarik putus, ditulis menjadi alot, ditulis menjadi lentur, di dalamnya akan ada daya yang meluap keluar dari dua sisi.

Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun bukan hanya tumbuhan di alam terbuka, ia telah diumpamakan menjadi sepotong garis kehidupan yang tegar dan kuat dalam kaligrafi Cina. Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun terhadap apa saja kelihatan sangat tua, tetapi ada kehormatan terhadap ketegaran hidup yang samasekali tak tertaklukan.

Wang Xizhi masih anak kecil, namun Nyonya Wei melalui Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun membuat dia di dalam perjalanan hidup yang pelan dan panjang memiliki kekuatan yang alot. Keindahan kaligrafi, selalu saling berhubungan dengan kehidupan.

Batu Jatuh dari Puncak Tinngi mempelajari berat dan kecepatan

Arakan Awan Seribu Li mempelajari kelapangan dada

Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun mengerti keteguhan dan ketegaran

Nyonya Wei adalah guru kaligrafi, dia juga guru kehidupan

 

Beri Tanggapan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s