Resensi Film – RetakanKata

Ingin tontonan yang menghibur sekaligus mendidik? Daddy Day Camp barangkali cocok menjadi teman Anda menikmati saat rehat di rumah bersama keluarga. Film yang disutradarai Fred Savage ini mengangkat tema pendidikan anak yang dikemas dalam film komedi. Film berdurasi 90 menit ini dipenuhi adegan kocak juga menggelikan. Lucunya lagi, film produksi TriStar Picture ini tercatat masuk dalam film box office dengan pendapatan lebih dari $ 19 juta dan menggondol banyak penghargaan antara lain aktor terburuk, sutradara terburuk, gambar terburuk dan skenario terburuk. Nah lho?
Adalah Charlie Hinton, seorang pengusaha tempat pengasuhan anak, berencana untuk mengisi liburan musim panas bagi anak tunggalnya. Bincang-bincang dengan sahabatnya, Phil, mereka sekeluarga akhirnya sepakat untuk mengirim anak-anak mereka ke perkemahan musim panas. Pada dasarnya Charlie tidak setuju anaknya dilepas di alam. Selain karena pengalaman buruk masa kecilnya saat berkemah, ia tidak menyukai anak tanpa perlindungan di alam terbuka. Mendidik anak bukan berarti harus melepas anak berhadapan dengan bahaya, begitu pendapatnya.
Pendapat tersebut tentu ada benarnya. Namun di sisi lain, seorang anak juga harus dididik untuk mandiri serta bersosialisasi. Kemah pada liburan musim panas adalah saat yang tepat untuk mengajak anak bersosialisasi sekaligus menempa anak untuk tidak menjadi sosok individualis. Hal itulah yang dingin ditanamkan oleh Buck Hinton, sang Kakek, dan Kim Hinton, istri Charlie.
Perdebatan tidak terlalu lama. Kesepakatan harus dijalankan. Sebagai seorang ayah, ia tidak ingin memberi contoh buruk pada anaknya, Ben Hinton. Maka berangkatlah Charlie dan Phil ke tempat perkemahan Driftwood, tempat di mana Charlie kecil berkemah. Alangkah terkejut mereka ketika mendapati Camp Driftwood sudah tidak aktif lagi, tergerus camp baru milik Warner yang menawarkan berbagai permainan modern di alam semacam balap mobil. Dan Warner sedang berencana untuk menghancurkan Camp Driftwood. Uncle Morty, pemilik Camp Driftwood, sudah kehabisan dana untuk mempertahankan bumi perkemahannya. Semua hancur terbengkalai dan tempat pendidikan kepanduan itu tidak memiliki harapan lagi. Situasi bertambah panas ketika Charlie mengetahui bahwa Warner adalah anak yang mengalahkannya pada Olimpiade antar Camp. Terbakar emosi, Charlie justeru beralih rencana mengambil alih kepemilikan Camp Driftwood.
Kekonyolan demi kekonyolan terjadi. Niat baik Charlie menolong Uncle Morty membuahkan kesulitan di kemudian hari. Uncle Morty tidak memberitahunya jika Camp Driftwood telah dijadikan jaminan hutang yang hampir jatuh tempo. JIka hutag tidak dapat dilunasi, maka maka seluruh harta Charlie akan dilelang sebagai pelunasan hutang. Dengan negosiasi yang alot, akhirnya Charlie diberi perjanjian: jika dapat mendatangkan 30 anak pada perkemahan musim panas, seluruh harta termasuk Camp Drifwood tidak akan disita.
Posisi Charlie semakin terjepit. Untung istrinya, Kim Hinton, dengan penuh totalitas mendukung usaha-usaha Charlie meskipun sang suami tampak seperti pengecut. Kim meminta bantuan Buck untuk menghidupkan Camp Driftwood sebab hanya itu satu-satunya cara menyelamatkan diri dari kehancuran keluarga. Cerita semakin menarik ketika usaha Buck dan Charlie mendapat gangguan sabotase dari Warner. Siapa yang akan menang, tentu sangat mudah ditebak.
Sebagai film ringan bagi remaja dan anak-anak, film ini juga patut ditonton orang tua. Kekonyolan dan komedi sebagai pemikat pemirsa muda, mengandung pesan-pesan moral yang dapat dicerna jika anak menonton didampingi orang tua. Nilai-nilai integritas, kekompakan sebuah tim, mengakui kelebihan dan kelemahan diri sendiri dan orang lain yang ditunjukkan selama berada di bumi perkemahan adalah pesan-pesan yang membutuhkan penjelasan dari orang tua. Dirilis tahun 2007, film ini tetap relevan untuk masyarakat Indonesia yang tengah gandrung dengan gadget dan minim pendidikan kepanduan.

Judul Film: Daddy Day Camp
Sutradara: Fred Savage
Bintang: Cuba Gooding, Jr., Lochlyn Munro, Richard Gant, Tamala Jones
Distribusi: TriStar Picture
Release: Agustus 2007
Durasi: 93 menit
Artikel Resensi Lain:
witchblade
Sang Penebus
Pengalaman Belajar Bersama Orang Rimba
Kisah Seorang Putri Naga
Menyerukan Kembali Pentingnya Ijtihad