Puisi John Kuan

Terapung, terapung, seperti apakah ini?
Seekor camar di antara Langit dan Bumi
——— Du Fu
Dari sekeping cairan kristal aku mengayuh sampan turun
angin kelana bermimpi lari di cabang jalan berkerut
setiap situs jejaring telah lelap, siapa masih di dalam
satu kwatrin Tang membaca seruan air berlalu
Saat bayang letih di kursi aku pangku kembali
dan kembali, dengan puisi mencari satu perahu
berlabuh di tepi sungai sunyi, amat hijau
tunas rerumput, menjelma jadi coretan sandi menyerbu
masuk ke batang usia ranggas, berdiri senyap
di mulut jendela seluruh warna malam luntur
Tahun itu, gugusan bintang yang kita gembala
sudah semuanya pulang ke kampung halaman?
Di atas Jalan 49 Brooklyn, dengan cahaya bulan
mengalir dari Sungai Hudson, kulipat
ke dalam beberapa potong cerita terburai, juga
jejak pensilmu dan sindiranmu, malam-malam
di tengah gelombang kata menggulung bagai laut pasang
Puisi masih mau ditulis?
Aku mengerut diri ke dalam jejaring yang ramai tapi senyap
mengikuti surel, menjelma
jadi seekor yang terapung di antara langit dan bumi
camar, ingin sekali ingin sekali
di dalam mimpimu bagai ladang bagai kebun hinggap…