Prisca Primasari

Fragmen Masa Lalu dalam Bingkai Masa Kini

Resensi Achmad Asranur Arifin

Prisca PrimasariPenulis Indonesia yang menulis cerita tentang orang Indonesia dengan setting Indonesia itu biasa. Yang lebih istimewa penulis Indonesia yang mampu menulis cerita dengan tokoh-tokoh orang asing dengan setting di luar negeri. Ini yang dapat dilakukan oleh Prisca Primasari, penulis muda dari Surabaya, dalam novel Éclair ini. Prisca dapat menghadirkan detail setting, suasana dan karakter tokoh dengan baik. konflik ditampilkan dengan wajar dengan penyelesaian yang elegan. Tidak mengherankan novel Éclair ini dicetak ulang sampai tiga kali.

Tokoh-tokoh cerita terdiri dari kelas menengah borjuis-aristokrat berdarah Rusia modern. Pandangan hidup, kegemaran, cita rasa dan pola perilaku mereka tercermin dalam aksi dan gerak emosi para tokoh. Katya, Sergei, Livher, Kay, Stephanyc dan Claudine berdarah Rusia atau blasteran Rusia-Perancis. Satu-satunya tokoh non-Rusia yang ditampilkan Prisca adalah Miss Fuyu Yukiya dari Jepang yang tinggal di Surabaya.

Latar cerita berpindah-pindah antara St. Petersburg, New York, Paris dan Surabaya. Alur cerita berjalan maju (progresif) dengan beberapa kali kilas balik untuk memperjelas keadaan yang sekarang dialami para tokohnya. Uniknya penulis menampilkan setting waktu  yang khas seperti dua minggu, sepuluh hari, lima hari atau dua hari sebelum pernikahan Katya dan Sergei, lengkap dengan lokasi tempat kota berlangsungnya adegan.  Keseluruhan setting waktu berlangsung pada bulan September 1997. Pada bulan itu pula Katya dan Sergei melangsungkan pernikahannya di St. Petersburg, Rusia. Satu-satunya setting waktu yang berbeda dipakai pada epilog, dua belas tahun setelah semua yang terjadi, di St. Petersburg, Desember 2009 di mana tokoh Lhiver akan menikah.

Penyajian detail obyek yang mendukung cerita sangat lengkap dan hampir tidak ada cela. Hal ini menyangkut sastra dunia, terutama yang berwujud puisi dari para penyair Inggris, Rusia, Perancis, Amerika dan Indonesia. Juga mengenai musik klasik, seni lukis impresionis, dan seni kuliner bercita rasa tinggi, teristimewa éclair. Semua obyek melambangkan kegemaran kelas menengah akan benda-benda itu.

Penulis juga menguasai sejarah Rusia dengan baik. Ini tercermin dengan pengaitan cerita dengan sejarah runtuhnya Kekaisaran Rusia zaman Tsar Nicholas II dengan tokoh antagonisnya Rasputin. Tokoh utama Katya (Ekaterina Fyodorov) harus menghadapi sisa-sisa pengikut Rasputin yang merasa dendam atas keterlibatan kakek Katya yang menyebabkan Rasputin dihukum. Kebenaran kisah ini di dunia nyata tentu tidak layak dipertanyakan. Penulis fiksi bebas membuat imaginasi dan referensi atas cerita yang digarapnya.

Cerita dimulai dengan persiapan Katya dan Sergei di St. Petersburg, Rusia. Kita menduga jalan cerita dan gambaran suasan seperti pada roman Anna Karenina-nya Leo Tolstoy. (Tampaknya penulis amat mengagumi sastrawan besar Rusia ini sehingga dia merasa perlu mengutip mutiara kata Tolstoy pada setiap peralihan bagian cerita) Ternyata Katya mendapatkan tugas membantu sahabatnya, Claudine di New York yang sedang menghadapi kesulitan besar. Suami Claudine, Kay, dituduh melakukan pembunuhan terhadap Tatiana, seorang pattisier yang membawakan acara masak di televisi. Dengan kepiawaiannya Katya dapat membantu polisi menemukan sang pembunuh yang sebenarnya dan kemudian membebaskan Kay.

Setting cerita pun berpindah ke Surabaya, Indonesia. Livher, adik Kay,  yang mengalami kekecewaan berat memilih Indonesia untuk melupakan kepahitan hidup yang pernah dialaminya di Rusia dan menjadi pengajar bahasa di salah satu universitas terkenal di Surabaya . Di sini Livher bertemu Miss Fuyu, seorang keturunan Jepang yang belajar bahasa Inggris pada Livher. Ternyata Fuyu juga berbakat memasak dan dapat membuat éclair yang nikmat. Katya mendapatkan tugas untuk menemui Livher dan membujuknya agar mau kembali ke Rusia dan tinggal bersama  dengan saudara dan kawan-kawannya. Livher sendiri menaruh dendam pada Katya, Kay dan Stephanyc yang dianggap menyebabkan bencana menimpa hidup keluarga Livher dua tahun sebelumnya. Dengan pendekatan yang dilakukannya Katya dapat membawa Livher kembali ke Rusia.

Livher membenci dan sukar memaafkan tiga orang yang dianggap menyengsarakan hidupnya yaitu Katya, Kay dan Stephanyc. Bencana kebakaran telah menghancurkan rumah orang tua Livher. Dalam peristiwa itu Mr. dan Mrs. Olivier, orang tua Kay dan Livher tewas terbakar. Demikian pula Aoife, anak angkat Livher, yang terpanggang hidup-hidup. Hal ini disebabkan kakaknya, Kay, bersahabat dengan Katya dan dua bersaudara Sergei dan Stephanyc. Gerombolan itu mengincar Katya dan orang-orang yang dekat padanya. Mereka hendak menghabisi Kay dan Stephanyc yang kebetulan saat itu tidak berada di rumah. Sebagai pelampiasan dendam tidak menemukan yang dicari gerombolan sisa pengikut Rasputin itu pun meledakkan rumah orang tua Kay.

Livher merasa terpukul telah kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya. Stephanyc juga merasa bersalah sampai menderita depresi berat. Stephanyc, sang pattisier yang piawai membuat éclair itu, menderita sakit parah yang kemudian akan merenggut nyawanya. Hanya Sergei dan Kay yang dibiarkan tetap berpikiran waras. Bersama Katya, mereka dapat menyadarkan kembali Livher dan memaafkan masa lalunya. Giliran berikutnya adalah menyelesaikan masalah yang dihadapi Katya.

Katya mengusung beban masa lalu sepanjang hidupnya. Dia siap menghadapi resiko apa pun. Ayah Sergei, Valentin, menceritakan kronologi cerita masa lalu itu pada Sergei saat menghadiri kremasi kematian Fyodor Dmitreviech. Ayah Fyodor, Dmitry Ivanov adalah seorang detektif pada masa akhir kekaisaran Rusia. Dia dapat mengungkap keterlibatan Rasputin, dukun sakti yang pernah dekat dengan kalangan istana, dalam pencurian medali emas Tsar Nicholas II. Medali itu sedianya akan diberikan pada puteri Tsar, Maria Nikolayevna.   Rasputin pun dihabisi oleh suruhan Tsar.

Revolusi Rusia 1917 mengakhiri masa kekaisaran Romanov hanya selang satu bulan setelah Tsar menghadiahkan medali emas yang sangat berharga itu pada Maria. Seluruh keluarga istana tumpas dihukum oleh massa rakyat. Hanya Maria yang berhasil menyelamatkan diri dan memberikan medali emas itu pada Dmitry Ivanov. Medali emas itu disimpan di tempat rahasia dan kemudian diwariskan pada anak Dmitry, Fyodor, agar dipelihara baik-baik. Sisa pengikut Rasputin tidak tinggal diam dan selalu mengancam hidup Fyodor berpuncak pada pembunuhan Fyodor dengan bahan beracun. Peristiwa itu terjadi dua tahun sebelum pernikahan Katya dan Sergei.

Medali emas itu diwariskan pada puteri Fyodor, Ekaterina Fyodorov atau Katya. Perempuan cantik yang masih muda ini kemudian menjadi sasaran tembak gerombolan Rasputin. Beberapa kali percobaan pembunuhan berhasil dielakkan Katya.

Peristiwa Sergei ikut ayahnya Valentin menghadiri pemakaman Fyodor Dmitreviech itu menjadi awal pertemuan Sergei dan Katya. Secara perlahan tumbuh benih-benih cinta di antara Katya dan Sergei yang berakhir dengan pertunangan. Sebelum hari pernikahan tiba Katya terlibat sejumlah pengalaman di New York dan Surabaya. Katya dibantu Sergei dapat menemukan keberadaan medali emas itu. Ternyata medali emas itu disimpan di rumah puteri Rasputin, Matryona. Medali diserahkan kepada pemerintah Rusia yang bersedia memberikan jaminan keamanan yang lebih ketat pada Katya. Gerombolan pengikut Rasputin dapat digulung aparat keamanan.

Sebenarnya medali emas itu turun-temurun diwariskan pada penguasa Rusia sejak zaman Peter I yang menghadiahkannya pada isterinya, Tsarina Catherine the Great. Ada tulisan yang terukir di sana dalam bahasa Rusia dan Jerman sebab Catherine memiliki darah Jerman. Krasivaya devushka, Ich werde dich immer beschutzen (Beautiful young woman, I will always protect you) menjadi simbol bahwa Peter I akan selalu melindungi isterinya. (hal. 195) Tulisan pada medali itu menunjukkan bahwa yang berharga sebenarnya bukanlah medalinya, tetapi orang yang memilikinya. Pasti itu pula yang dikatakan Tsar Nicholas ketika dia memberikan medali itu kepada puterinya. Juga yang dikatakan Fyodor kepada Katya.

Sergei mau berkorban apa saja untuk melindungi dan membela Katya meskipun nyawa taruhannya. Dia mencintai kekasihnya yang hidupnya selalu berada dalam ancaman musuh. Katya sendiri meskipun merasa dirinya cukup kuat dan tegar, tidak ingin dikasihani, menyambut bantuan dari orang yang mencintainya dengan tulus. Sergei siap mendampingi dan melindungi Katya di mana pun sampai kapan pun sambil menatap masa depan gemilang.

Kebahagiaan mereka ternoda oleh kematian Stephanyc, adik Sergei, akibat penyakit kronis yang dideritanya. Sebelum kematian Stephanyc Miss Fuyu diboyong dari Surabaya ke Rusia untuk belajar dan mencoba resep baru éclair ciptaan Stephanyc. Semua orang yang mengenal Stephanyc bersedih kehilangan orang yang mereka sayangi dan kagumi itu. Pernikahan Sergei dan Katya pun terasa kurang lengkap tanpa kehadiran Stephanyc meskipun sebelumnya dia telah minta izin pada kakaknya tak bisa mengikuti prosesi upacara pernikahan itu.

Pada setiap bagian cerita éclair, makanan khas dari Perancis yang popular di seluruh dunia ini dihadirkan dan menjadi pengait antar bagian. Éclair menjadi makanan internasional yang dijumpai dan disukai semua orang di Rusia, Perancis, Amerika dan Indonesia. Salah satu bahan pembuat éclair yaitu kakao berasal dari Lampung. Penulis menggambarkan cara pembuatan éclair berikut cara penyajiannya. Terdapat tiga orang chef yang memiliki kepandaian membuat éclair yaitu Stephanyc Snegov, Tatiana Andreyeva seorang koki keturunan Rusia yang menetap di New York dan Miss Fuyu Yukiya.

Cerita menarik dan dramatis. Barangkali kalau ada yang tertarik dapat mengangkat cerita ini ke layar lebar seperti halnya cerita-cerita karya Leo Tolstoy yang pernah difilmkan. Meskipun setting waktu hanya satu bulan tetapi selama itu terdapat pengalaman di berbagai tempat dengan kilasan balik ke masa silam yang mempengaruhi masa kini. Nilai persahabatan dan kasih sayang sangat dihargai dalam cerita ini. Meskipun sebenarnya Stephanyc dan Livher juga menyukai Katya, mereka menganggap Sergeilah yang paling pantas mendapatkan cinta dan bertunangan dengan Katya.

Bahasa mengalir dan padat meskipun alur agak rumit pada bagian tengah. Memasuki bagian akhir barulah tersingkap masalah yang membelit hidup Katya dan mempengaruhi hidup semua orang. Makanan éclair terlalu ditonjolkan dan tidak memberikan kesempatan pada jenis makanan lain untuk diperbandingkan. Ada ilustrasi gambar yang menyegarkan. Sayang tidak ada gambar yang dapat memuaskan hasrat pembaca yang penasaran seperti apa rupa dan wujud éclair itu. Tetapi hal ini tidak mengurangi bobot literasi dan artistik cerita ini.

Sampul depan cukup memikat mata yang melihat pertama. Tetapi tulisan di sampul belakang dengan huruf tegak bersambung agak sukar dibaca kecuali dengan seksama. Layout buku  tertata dengan baik. Jenis kertas dan jenis tulisan yang bagus menjadikan kita nyaman menikmati tulisan halaman demi halaman. Secara keseluruhan novel ini amat berharga dan dapat menambah wawasan sosial budaya kita. Terlalu sayang apabila dilewatkan begitu saja.

Prisca PrimasariJudul buku    : Éclair, Pagi Terakhir di Rusia
Penulis          : Prisca Primasari
Penerbit        : Gagas Media, Jakarta
Cetakan        : Ketiga, 2012
Tebal             : 234 halaman

 

 

*)Achmad Asranur Arifin, lahir dan tinggal di Sleman Yogyakarta. Seorang pembaca dan penikmat buku. Beberapa tulisan resensinya dimuat pada SKH Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. Dapat dihubungi lewat email aarifin_73@yahoo.com, facebook Achmad Arifin dan HP 081802718845

Satu komentar pada “Fragmen Masa Lalu dalam Bingkai Masa Kini”

Beri Tanggapan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s