Contoh kaligrafi gaya ‘ Resmi ‘ Dinasti Han, diambil dari [ Epitaf Cao Quan ]
Satu jurus lagi dari Nyonya Wei yang menggunakan perumpamaan pemanahan: Persendian Kuat Tali Busur, dan jurus ini bukan membicarakan kelenturan, ketegangan, namun ingin Wang Xizhi memperhatikan sebuah busur, bagaimana menggulung mengikat tali busur dan dahan busur menjadi satu. Sebuah busur, seandainya sambungan tali busur dan dahan busur ( limb ) tidak bagus, maka sangat sulit menghasilkan kekuatan. Persendian Kuat Tali Busur membicarakan tentang ‘sambungan’ di kelokan tajam pada goresan pertama di dalam karakter 力 ( baca: li, artinya: tenaga ). Goresan ini bermula dari ‘ garis horizontal ‘ lalu berputar tajam lurus ke bawah menjadi ‘ garis vertikal ‘, menjaga kekuatan goresan ‘ garis horizontal ‘ agar tetap berlanjut ke dalam ‘ garis vertikal ‘, bagaimana supaya di antara dua goresan yang berbeda arah, berbeda kekuatan menemukan ‘ sambungan ‘ yang paling mantap. Persis seperti persendian tubuh manusia, karena harus menahan kekuatan yang sangat besar lalu menjadi rumit. Pergelangan dan siku tangan, lutut, pergelangang kaki, semuanya juga begitu.
Coba perhatikan sebuah busur yang bagus, di dua ujung dahan busur baik terbuat dari kayu maupun besi, tersambung dengan tali yang terbuat dari urat atau kulit binatang. Dan di antara tali dan busur, agar tidak lepas, digunakan perekat, digulung dan diikat dengan tali dan benang, sangat mirip persendian tubuh manusia, sangat kuat dan bertenaga. Sewaktu tali busur ditarik, ketegangannya membuat kita merasa ada kekuatan yang tersimpan di dalamnya.
Jurus Persendian Kuat Tali Busur juga merupakan semacam perubahan di masa peralihan dari gaya 汉隶 ( baca: Han Li ), yaitu gaya ‘ Resmi ‘ pada masa Dinasti Han menuju gaya 楷书 ( baca: Kai Shu ) atau gaya ‘ Umum ‘ pada masa Dinasti Tang.
Kaligrafi Ouyang Xun ( 557 – 641, Dinasti Tang )Di dalam gaya ‘ Resmi ‘ Dinasti Han, kelokan di ujung ‘ garis horizontal ‘ menuju ‘ garis vertikal ‘, tidak tampak ada perhentian kuas. Namun, di dalam gaya ‘ Umum ‘ Dinasti Tang sudah jelas kelihatan perhentian kuas di kelokan tersebut. Seperti saat menulis karakter 力, di ujung ‘ garis horizontal ‘ gerakan kuas pelan-pelan diangkat sedikit, lalu berhenti sesaat, baru menikung turun menjadi goresan ‘garis vertikal ‘
Di dalam gaya ‘ Umum ‘ Dinasti Tang, perhentian kuas ini telah menjadi ciri khas, seperti dapat dilihat dalam kaligrafi Ouyang Xun, Yan Zhenqing ( contoh kaligrafinya ada di catatan sebelumnya ) dan Liu Gongquan.
Persendian Kuat Tali Busurdari Nyonya Wei ini bukan hanya salah satu pelajaran kaligrafi kepada Wang Xizhi saja, tetapi mungkin menyimpan beberapa isyarat perubahan gerakan kuas di masa peralihan dari gaya ‘ Resmi ‘ Dinasti Han menuju gaya ‘ Umum ‘ Dinasti Tang.
Kaligrafi Liu Gongquan ( 778 – 865, Dinasti Tang )Dan setelah menulis enam jurus Formasi Tempur Kuas, saya merasa mungkin tidak mesti sepenuhnya mengikuti perumpamaan Nyonya Wei. Fenomena alam seperti dalam jurus Batu Jatuh dari Puncak Tinggi, Arakan Awan Seribu Li, Rotan Kering Sepuluh Ribu Tahun, bisa dipahami jaman dahulu maupun sekarang. Mengenai pemahaman terhadap kekuatan, ketegangan sebuah busur, sebenarnya bisa diubah sesuai tempat dan waktu. Saya kira banyak alat-alat moderen yang dapat digunakan sebagai perumpamaan ketegangan dan kelenturan. Formasi Tempur Kuas sudah melewati seribu tujuh ratus tahun, mungkin sudah perlu perumpamaan-perumpamaan baru.
Satu komentar pada “Tujuh Jurus dari Nyonya Wei ( 6 )”