Arsip Tag: perjalanan pulang

Puisi-Puisi Ragil Koentjorodjati #3

Semua Tentangmu

[1]

adalah engkau, puisi yang gagal kurangkai.
katakata tanpa bunyi,
lalu terbakar,

bukan amarah tapi hampa tak berkesudahan.
rasa ini, cobalah kaumaknai,
bukan sepi, bukan mati.
sebab kitalah sepi. kitalah yang telah mati.

[2]

airmatamu adalah bait puisi tersendiri yang paling kunikmati,
iramanya menganak sungai,

membelah bukit di dadamu yang gersang,
menetes,
menetas, lalu tuntas,
menyisakan jernih yang ibu,
mengajarmu lebih banyak diam menerima cinta yang kuajarkan.

 

Perjalanan Pulang

[1]

tak ada bintang, Sayang,
malam ini langit sepi,
dan lampulampu itu,
berirama merah dan kuning dan hijau,
tidak ada ungu.
rel itu masih amat panjang,
dengan kereta yang berjanji membawaku pulang,
menjauh dari kota tempat namamu tak lagi bertuan.

[2]

kereta itu, ya, kereta itu tak kunjung datang.
semoga kaupaham, Sayang.
perbuatan tak semudah perkataan.
mungkin, – sangat mungkin-, kereta itu
dan engkau, hanya ada dalam lamunan.
aku hanya rindu pulang,
semoga kaupaham, Sayang.

 

Kuhembuskan Namamu

pada ubun-ubun malam,
kuhembuskan namamu.
mengalir bersama deru
debar dada digunting suram.

 

Orang Gila

Orang gila itu, melangkah begitu gagah. Mungkin ia pernah jatuh cinta, menulis sebuah nama di batin yang miskin. Siapa ynag peduli tangis batin seseorang? Dan mendung tidak memilih waktu untuk menghujaninya dengan tusukan rindu. Ia tetap seperti biasa. Melangkah dengan gagah. Meski ia tahu, satu per satu sahabat meninggalkannya. Ia tetap berjalan. Sendirian.

 

The Opera

the bird sing ‘Halelujah’
and I said ‘Amen’,
the darkness shines,
a little one’s scream.

The opera has just begun.