sumber gambar: uziek.blogspot.comSuatu ketika serombongan HR dan Akuntan berangkat menuju tempat konferensi perusahaan di kota lain. Mereka berada pada satu gerbong kereta api yang sama. Semua HR sudah membeli dan memegangi tiket masing-masing. Berjaga-jaga kalau ada pemeriksaan tiket. Sementara kelompok akuntan hanya membeli satu tiket. Mengetahui hal tersebut, para HR tersenyum sinis, sambil menggeleng-gelengkan kepala berkata,”belum tahu mereka itu…kena pemeriksaan baru tahu rasa xixixixi”
Tiba-tiba salah satu akuntan berkata,”kondektur datang!”
Segera sekelompok akuntan tersebut masuk ke toilet yang sama di belakang gerbong. Kondektur memeriksa tiket para HR dan tersenyum puas mendapati mereka semua membeli tiket. Ketika melewati pintu toilet dan menyadari ada orang di dalam, kondektur berkata,”maaf, tiketnya!” Segera salah satu akuntan menyodorkan tiket lewat sela-sela pintu. “Terima kasih!” kata kondektur sambil berlalu.
Para akuntan keluar dari toilet sambil tersenyum puas melirik para HR. Xixixixixi
“Semprul! Tunggu pembalasanku,” batin para HR.
Tibalah waktu pulang dari konferensi, dan dua kelompok profesi tersebut kembali berada dalam satu gerbong kereta api. Para HR gantian hanya membeli satu tiket. Akuntan tidak membeli tiket sama sekali.
“Xixixixi, dasar gebleg,” bisik para HR satu sama lain.
Tiba-tiba salah satu akuntan berkata,”kondektur datang!”
Segera para HR berlarian menuju satu toilet dan mengunci dari dalam. Para akuntan dengan santai memasuki toilet di seberang gerbong. Sebelum akuntan terakhir masuk, ia mengetuk pintu dimana para HR berada dan berkata,”maaf, tiketnya!”Begitu tiket disodorkan dari balik pintu, akuntan tersebut langsung mengambil dan menyerahkan ke kondektur sambil masuk ke toilet dimana teman-temannya berada!
Disadur dan diadaptasi dari email berbahasa inggris seorang sahabat
sumber gambar: uziek.blogspot.comSuatu ketika serombongan HR dan Akuntan berangkat kunjungan keluar kota dengan menggunakan pesawat. Entah karena apa, tiba-tiba pesawat mengalami kecelakaan tersangkut di sebuah pohon raksasa setinggi 100m. Enam penumpang berusaha bertahan dengan menggelantung di sebuah dahan. Lima orang berprofesi sebagai HR, dan satu orang akuntan. Sayang, dahan terlalu lemah untuk digelantungi 6 orang. Sambil bergelantungan, mereka bermusyawarah dan memutuskan bahwa satu orang harus rela berkorban demi menyelamatkan yang lain.
Sekian lama menunggu masih belum ada yang mengajukan diri untuk berkorban. Lagian, mana ada orang yang dengan sukarela mengajukan diri untuk mati dalam kondisi demikian. Bunyi retakan dahan mengingatkan mereka bahwa harus ada yang berkorban untuk yang lain. Tampaknya, lima orang HR sudah mulai frustasi dan memilih “tiji tibeh – mati siji mati kabeh” (kalau satu mati maka yang lain juga harus mati). Disaat kalut demikian tiba-tiba akuntan dengan penuh perasaaan berkata,”Baiklah…demi kepentingan semua, saya akan menjatuhkan diri. Akuntan sudah dipersiapkan untuk berkorban demi perusahaan. Meninggalkan keluarga demi perusahaan. Tidak pernah meminta ganti atas biaya yang dikeluarkan. Bekerja sampai larut tanpa uang lemburan. Fiuh….”
Begitu akuntan selesai berbicara, seluruh HR bertepuk tangan…..tentu saja mereka semua langsung jatuh!!!
Disadur dan diadaptasi dari email berbahasa inggris seorang sahabat.