Puisi-puisi Merry Liana
1# Adikku Tersayang
Aku tahu,
Hari itu langit di sisimu telah menjadi gelap
Cahaya itu lenyap begitu saja
Nafasmu terhenti tanpa kauinginkan
Kau tenggelam dalam ketakutan, kesedihan dan duka
Tahukah kau?
Betapa aku ingin memeluk tubuh kecilmu sekali lagi?
Tahukah kau?
Betapa aku merindukan saat kauucapkan “Kakak sayang, ayunkan aku”
Kini segalanya menghilang menjadi kenangan,
Kini kami hanya bisa mendoakanmu agar tenang di sisiNya adikku tersayang
2# Aku Bukan Penyair
Di setiap sudut langit
Garis-garis kelam tak begitu tajam
Tiada pula gelegar menghujam
Hanya saja butiran-butiran bening membasuh bumi
Detik demi detik Yang Esa mengubah takdir
Sebesit senyum mutiara langit menyapa bumi
Sinarnya terselip manja di antara ranting-ranting pohon yang kering
Perlahan kulayangkan mata menembus awan
Seolah tangan gaib melukiskanku nuansa indah
Ingin kuberpuisi
Mengajak penaku menari di atas helaian putih
Namun aku bukan penyair
Sungguh tak pantas menjadi penyair
Hingga nuansa itu pun lenyap seperti asap.
3# Amarah Bumi
Temaram siang membelengu
Saat sosok matahari itu tak menampakkan wajahnya,
Awan putih membelit langit,
Aku merasa hampa, bersedih sendiri,
Senyum cerah itu tak dapat kulihat diwajah angkasa..
Namun perlahan mentari kian mengintip,
Tak berlangsung lama,
Belenggu itu berubah menjadi cekaman dahsyat,
Ketakutan menyerangku ketika badai manghantam dunia,
Menyapu bersih kaki-kaki maksiat di seberang sana,
Namun tak begitu saja lenyap, mereka tetap di sana
Entah bumi sedang kecewa,
Angin yang selalu lembut membelai bumi kini berubah buas
Seperti ingin menerkam ribuan jiwa yang telah terlena
Ini hari yang kejam,
Imbasnya telah menimpa jiwa-jiwa yang tak berdosa,
Tangis kecil menggema di penjuru jagat raya
4# Sesuatu yang Hilang
Anggunnya warna senja tlah sirna
Ditelan gelapnya malam
Hembusan angin menggigit kulit
Detik demi detik.
Dentuman petir menulikan telinga
Mengiringi gemuruh hujan
Bagai irama nyanyian kubur
Sesuatu telah menghilang
Menjerat kata dalam gulungan lidah
Membunuh sebersit mimpi
Dan secerca harapan
Sendu hujan
Linangan air mata
Mengurai doa untuk jasad yang tak bernyawa itu
*) Merry Liana, Umur 20 th (19-02-1994) seorang mahasiswi dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Email : merry.nezcvada15@gmail.com, No. hp : 087815174xxx