Puisi Maria Ita

memasuki ruang pengadilan, pagi itu:
seperti berada di persimpangan surga dan neraka,
ada batman, ada spiderman, ada superman, ada cat woman,
ada si anak setan, hellboy, datang tergesa-gesa,
dengan muka merah padam, dengan separuh tanduknya.
ada yudas iskariot/
tak seperti biasa,
batman mengenakan topeng berwarna putih,
spiderman menyulam jaring-jaringnya dari butiran berlian,
superman menyembunyikan celana dalam di balik jubah panjang,
cat woman memakai cambuk sebagai ikat pinggang,
si anak setan –hellboy-, melambaikan tangannya pada tangan-tangan,
tak bertuan di jendela-jendela pengadilan,
dan yudas iskariot menghitung kepingan/
hakim mengetuk palu, suasana tenang/
‘siapa bersalah?’
bisik-bisik terdengar di telinga, lalu para super hero berdiri,
‘dia!’, sambil menunjuk yudas iskariot/
yudas iskariot memegangi perutnya yang koyak,
katanya,’aku?’
hakim mengetuk palu, suasana tenang/
‘siapa buang angin?’
bisik-bisik terdengar di telinga, lalu para super hero berdiri,
‘dia!’, sambil menunjuk yudas iskariot/
yudas iskariot melemparkan sekantong uang perak,
katanya,’aku?’
hakim mengetuk palu, suasana tenang/
‘siapa pencium ulung?’
yudas iskariot berdiri berdiri seperti siap gantung diri,
katanya,’aku!’
seringai kemenangan menusuk-nusuk mata/
‘dia?’, kata para super hero setelah bisik-bisik terdengar,
di telinga/
‘harusnya aku!’, kata spiderman sambil melengos/
hakim mengetuk palu, suasana tenang/
‘siapa pengecut?’
yudas iskariot berteriak,
katanya,’mereka!’
‘aku bukan pengecut!’, kata hellboy dengan muka semakin padam
dan ekor yang tiba-tiba melecut/
hakim mengetuk palu, suasana tenang/
‘siapa membunuh?’
tak ada bisik-bisik, semua tunduk menatap lantai/
lalu, hakim keluar dari ruang pengadilan dengan santai//
*) Maria Ita adalah penulis buku kumpulan puisi Ibukota Serigala