Puisi John Kuan

Melihat kau jongkok di dalam halaman tua
National Geographic, katanya: [ Orang Toraja
memakai bahu jalan sebagai blangko pajak ]
——— dua raut wajah negeri atas, seolah baru
melangkah keluar dari mimpi purba leluhur, berbalut selimut.
Dingin, serius, melankolis, menghitung jumlah ladang
dan ternak dalam segenggam serpihan kayu
Tiga orang satu kursi, tentu buat pemungut pajak
dari negeri bawah. Santai, hangat, sulit diduga
entah menyindir atau bercanda. Jemarinya mondar-mandir
memindahkan ladang dan ternak ke atas sekeping batu tulis
Dari mantel kapas, hitam, menjulur keluar satu tangan cekatan
menjelma seluruh milikmu menjadi angka dan tanda.
Dua pasang kaki telanjang mencengkeram bumi, begitu kekar
menyatu, kau ingin aku tahu tubuhmu adalah tanahmu.
Kau ingin aku tahu hal begini tidak bisa dirasakan
orang beralas kaki. Atau kau sengaja meninggalkan blangko ini
buat puluhan tahun kemudian diisi pajak waktu, denyut hati.