
1. wikipedia indonesia
2. primbon
3. bokep
4. suster keramas
5. rin sakuragi
6. games co id
7. miyabi
8. indowebster
9. download mp3 gratis
10. kaskus
Melihat hasil tersebut, rasa ingin tahu berkembang menjadi pertanyaan, daerah mana yang mengakses situs bertema hantu dan sex tersebut. Dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Ada beberapa hal yang cukup menarik dari kesimpulan statistik google tersebut. Urutan pertama dalam daftar pencarian adalah Wikipedia. Sebagian besar dari kita tentu tahu bahwa Wikipedia merupakan website yang berisi pengetahuan. Dari hal tersebut mungkin dapat ditarik inferensi bahwa masyarakat kita masih menempatkan pengetahuan pada tempat tertinggi. Dengan kata lain rasa ingin tahu masyarakat akan pengetahuan (umumnya) relative tinggi. Dapat diduga bahwa sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa jawaban dan penjelasan atas pertanyaan yang ada dalam pikiran mereka terdapat di Wikipedia.
Setelah kata Wikipedia, kata kunci berikutnya, secara berurutan, kata primbon, bokep, suster keramas, rin sakuragi, games co id, miyabi, indowebster, download mp3 dan kaskus. Rin sakuragi dan miyabi adalah bintang film porno asal Jepang. Cukup menarik jika melihat beberapa kata kunci sepertinya terasosiasi dengan “dunia perhantuan” dan pornografi. Jika dihubungkan dengan kata kunci yang lain, maka sepertinya dunia internet didominasi kalangan muda untuk tujuan “mencari kesenangan”.
Terkait dengan daerah pengakses, cukup sulit untuk menarik suatu kesimpulan karena banyak faktor lain yang tentu saja berpengaruh seperti ketersediaan jaringan, kepadatan penduduk, daya beli masyarakat dan lain sebagainya. Meski demikian, kecenderungan (trend) yang ditunjukkan google cukup member informasi bahwa dari daerah-daerah tersebutlah kata-kata kunci mendominasi search engine. Apakah ini berhubungan dengan banyaknya jumlah pemuda dan pelajar di daerah tersebut, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Jaman mungkin saja berubah. Data tahun ini mungkin saja berbeda dengan data tahun 2010 lalu. Jika ada kesempatan, cukup menarik jika perkembangan diteliti secara sederhana terus menerus. Adakah perubahan, atau masih berkisar pada “yang itu-itu” saja. Kita tentu tidak ingin mendengar ada yang berkata “andai google bisa bicara, mungkin dia akan bilang, wah otak orang Indonesia isinya takhayul sama sex, pantesan ngurus yang lain kedodoran 😀 “.