Flash Fiction Ragil Koentjorodjati

ya, aku memang tidak takut akan amarahmu,
tapi aku takut membuatmu kecewa,
setelah kemurahan yang kuterima menjadikanku bukan siapa-siapa.
Engkau tidak seperti mereka yg meminjami dan mengharap bunga kembali,
engkau memberi tanpa syarat,
engkau membebaskan tanpa tuntutan di kemudian hari,
dan semua itu membuatku tidak nyaman di dekatmu.
Ketika iblis menyentuhku di purba malamku,
hatiku berbisik,
: satu hal yang membuatku kadang tidak menyukaimu,
: engkau tidak meminta apapun dariku.
: aku tidak suka sebab engkau terlalu baik.
“Sesungguhnya, kamulah kekasihku yang paling bodoh,” katamu.