Rembulan merah,
langkahmu gontai
lunglai, seperti manusia-manusia kami yang terbantai
nyaris habis terkikis bengis
tanpa rasa
sepertinya kami tak pernah mengenal kata cinta
Rembulan merah,
Singgahlah sejenak di bumi kami
ceritakan pada kami tentang senja yang menggantung di pucuk cemara
atau tentang nyanyian kedasih di kolong lembutmu
atau tentang apa saja yang merona karenamu
agar rindu kami tetap padamu
Tetap padamu
Ketika jiwa kami membeku
bahasa batu meruntuhkan ruang-ruang imaji
merobek segenap nurani lalu singgah dan beranak pinak di hati yang melegam terendam dendam
biarlah rindu kami tetap padamu
Rembulan merah,
Katakan pada kami mengapa dari hari ke hari cahyamu memuram
bahkan teramat temaram untuk sekedar membaca firman
yang entah sejak kapan terlupakan
Atau, salah kami yang memberimu warna semerah darah?
Medio Maret 2011
yeaaah..beibeh!!…markotop!
SukaSuka
makasih sudah mampir…….. 🙂
SukaSuka